Ada beberapa atau bahkan lebih, dari kata yang tak bisa kuucapkan saat
kamu ada. Saat kamu beranjak pergi bahkan saat kamu sudah benar-benar
pergi.
Setelah kamu pergi, hari ini sudah beberapa bulan kamu masih
menyendiri dan berkutat dengan kenangan yang mungkin tak akan pernah
bisa terulang kembali. Kini bukan kapasitasku lagi untuk menyentuh
segala yang berbau tentang kamu. Masih berlanjut atas kepergianmu yang
tanpa permisi. Aku selalu merasa itu lebih menyiksa tiap bergantinya
hari.
Setelah kamu pergi, indah raut wajahmu yang sudah cukup lama tak dapat
kupandang lagi dengan kedua bola mataku, apa wajah itu masih indah
seperti dulu? Apakah ada dari mereka yang mampu memandang kejujuran
serta kebohonganmu melalui mata itu? Karna kurasa hanya aku yang mampu
menyentuh pandangan indah itu sedalam-dalamnya. Ada kebohongan atau
kejujuran, ada kebahagiaan atau kesedihan, kenyataan atau bahkan
kepalsuan yang berusaha kau tampilkan melalui mata itu. Aku merindukan
tatapanmu.
Setelah lama kamu pergi, aku tak berdaya lagi untuk mengetahui segala
hal tentang kamu. Bahkan ketika ada yang menyebut namamu, aku masih
merasa seperti tertimpa reruntuhan batu di atas gunung yang curam.
Kenangan kita masih tersimpan rapih di belakang. Kadang kenangan itu
berlomba-lomba untuk dapat tempat pada memori ingatanku agar abadi.
Namun ternyata itu semakin membuatku semakin sakit bahkan semakin lemah
semenjak kepergianmu itu.
Setelah kamu pergi dan hilang, aku ingin memiliki jembatan dalam mimpi
untuk dapat melihatmu saat aku tak ada. Jembatan yang mampu memberiku
segala sesuatu yang berkisar tentang kamu. sekalipun disana kamu sudah
tidak mempedulikan keadaanku, aku cukup bangga pada diriku saat ini..
Karena setidaknya sebelum kamu pergi dan menghilang, aku sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk selalu menjadi dan memberikan yang terbaik dari
yang terbaik untuk kamu. Maka ketika langkah kakimu semakin jauh dari
pandanganku, tidak ada penyesalan dalam hidupku karena aku belum
membahagiakan kamu.
Sayangku yang kini mungkin sudah sama sekali enggan untuk kita bertemu,
terima kasih untuk rasa sakit yang pernah kau tinggalkan dengan sengaja.
Mungkin ketika kepergianmu tidak secepat itu, aku akan merasakan sakit
yang jauh lebih hebat lagi. Karena masing-masing dari kita tahu, bahwa
takdir sama sekali tidak memberikan jalan untuk kita bersama. Restu
Tuhan selalu mengelak untuk kekuatan cinta yang semakin mendalam. Dunia
ini berteriak untuk terus menerus dengan berkata bahwa mencintaimu
adalah hal yang tidak seharusnya.
Setelah kepergianmu menitipkan luka disini, aku mengucap syukur kepada
Tuhan karena di dalam kesakitan yang masih membekas sampai detik ini,
aku masih memiliki dan selalu diberi kekuatan untuk menikmatinya.
Menghadapi kehancuran yang kesekian kalinya. Terima kasih untuk
kepergian yang mungkin kamu sempat tidak menghendakinya, itu memberi
semangat baru dalam duniaku. Bahwa ternyata mungkin memang bukan kamu
yang Tuhan pilih, untuk menjadi tempat terakhirku tinggal sampai tutup
usia.
With Love, ♥