Senin, 25 November 2013

Sekian lama atas kepergianmu

Ada beberapa atau bahkan lebih, dari kata yang tak bisa kuucapkan saat kamu ada. Saat kamu beranjak pergi bahkan saat kamu sudah benar-benar pergi.

Setelah kamu pergi, hari ini sudah  beberapa bulan kamu masih menyendiri dan berkutat dengan kenangan yang mungkin tak akan pernah bisa terulang kembali. Kini bukan kapasitasku lagi untuk menyentuh segala yang berbau tentang kamu. Masih berlanjut atas kepergianmu yang tanpa permisi. Aku selalu merasa itu lebih menyiksa tiap bergantinya hari.

Setelah kamu pergi, indah raut wajahmu yang sudah cukup lama tak dapat kupandang lagi dengan kedua bola mataku, apa wajah itu masih indah seperti dulu? Apakah ada dari mereka yang mampu memandang kejujuran serta kebohonganmu melalui mata itu? Karna kurasa hanya aku yang mampu menyentuh pandangan indah itu sedalam-dalamnya. Ada kebohongan atau kejujuran, ada kebahagiaan atau kesedihan, kenyataan atau bahkan kepalsuan yang berusaha kau tampilkan melalui mata itu. Aku merindukan tatapanmu.

Setelah lama kamu pergi, aku tak berdaya lagi untuk mengetahui segala hal tentang kamu. Bahkan ketika ada yang menyebut namamu, aku masih merasa seperti tertimpa reruntuhan batu di atas gunung yang curam. Kenangan kita masih tersimpan rapih di belakang. Kadang kenangan itu berlomba-lomba untuk dapat tempat pada memori ingatanku agar abadi. Namun ternyata itu semakin membuatku semakin sakit bahkan semakin lemah semenjak kepergianmu itu.

Setelah kamu pergi dan hilang, aku ingin memiliki jembatan dalam mimpi untuk dapat melihatmu saat aku tak ada. Jembatan yang mampu memberiku segala sesuatu yang berkisar tentang kamu. sekalipun disana kamu sudah tidak mempedulikan keadaanku, aku cukup bangga pada diriku saat ini.. Karena setidaknya sebelum kamu pergi dan menghilang, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menjadi dan memberikan yang terbaik dari yang terbaik untuk kamu. Maka ketika langkah kakimu semakin jauh dari pandanganku, tidak ada penyesalan dalam hidupku karena aku belum membahagiakan kamu.

Sayangku yang kini mungkin sudah sama sekali enggan untuk kita bertemu, terima kasih untuk rasa sakit yang pernah kau tinggalkan dengan sengaja. Mungkin ketika kepergianmu tidak secepat itu, aku akan merasakan sakit yang jauh lebih hebat lagi. Karena masing-masing dari kita tahu, bahwa takdir sama sekali tidak memberikan jalan untuk kita bersama. Restu Tuhan selalu mengelak untuk kekuatan cinta yang semakin mendalam. Dunia ini berteriak untuk terus menerus dengan berkata bahwa mencintaimu adalah hal yang tidak seharusnya.

Setelah kepergianmu menitipkan luka disini, aku mengucap syukur kepada Tuhan karena di dalam kesakitan yang masih membekas sampai detik ini, aku masih memiliki dan selalu diberi kekuatan untuk menikmatinya. Menghadapi kehancuran yang kesekian kalinya. Terima kasih untuk kepergian yang mungkin kamu sempat tidak menghendakinya, itu memberi semangat baru dalam duniaku. Bahwa ternyata mungkin memang bukan kamu yang Tuhan pilih, untuk menjadi tempat terakhirku tinggal sampai tutup usia.
 


With Love, ♥