Apakabar kalian yang kini sedang berusaha untuk memperjuangkan
kebahagiaan yang kalian miliki ? masih kuat bukan ? aku harap begitu ya
:)
Cerita ini tidak tau darimana mulanya, yang pasti hingga kini cerita itu
masih ada diantara kita. Disekeliling kita. Entah sadar ataupun tidak,
karena terkadang kita kurang peka dengan apa yang terjadi. Sudah, akui
saja.
"Aku ga tau dia masih pantas terima kesempatan berikutnya apa engga"
"Gue gak tau dia masih pengen ini lanjut apa engga"
"Aku sayang, tapi aku capek"
"blaaa...bla....bla...."
Kalimat-kalimat diatas cuma bebrapa contoh dari kalimat "keraguan" akan
diri sendiri, orang lain, keadaan, dan lain sebagainya. Kita emang
sebagai pihak yang juga "merasakan" pastinya hanya ingin apapun bentuk
kebahagiaan yang kita miliki akan terus bertambah ditiap harinya, jangan
sampai itu hilang dan membuat kita buta akan sesuatu yang kita sebut
dengan "kata hati". Logika dan perasaan adalah 2 hal yang seringkali
susah untuk diseimbangkan. Ketika logika berkata "sudah, cukup sampai
disini" entah kenapa perasaan dapat menepisnya dengan kata-kata
sederhana "dia masih pantas untuk disayangi. Dan aku sayang sama dia"
iya kan ? pernah mengalaminya ? Aku. Pernah.
Ketika pada akhirnya kata "maaf" terasa hambar, kata "lelah" menjadi
yang paling terwakilkan atas rasa yang ada, kata "Introspeksi"
terlupakan karena ego yang meluap hingga memenuhi rongga kosong disetiap
isi hati dan otak. Mungkin memang sudah saatnya kilas balik, entah apa
yang salah selama ini diantara "kita", dari sisi aku maupun mereka.
Pernah gak sih sebelumnya kita berpikir apa yang sudah mereka lakukan
buat kita, setelah sebelumnya kita marah-marah berpikiran negatif atas
sebuah kesalahannya ? Pernah juga gak kita berpikir bagaimana susahnya
kita mencoba untuk bertahan disegala kondisi untuk membuat kata "kita"
untuk tetap ada ? Sudahkah kita mencoba untuk menghargai semua usaha
yang kita dan dia lakukan ?
Terkadang memang kita terburu emosi untuk mengakhiri apa yang sudah kita
miliki, kebahagiaan yang mengisi hari-hari, rindu yang menaungi hari
tanpa kehadirannya hanya karena kita tau mereka melakukan hal yang
seringkali tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Bukankah kita
tau bahwa tidak semua hal akan berjalan sempurna. "Bila kita selalu mendapapatkan apa yang kita inginkan, lalu darimana kita belajar ikhlas ?" Kalimat
yang menohok ketika membacanya, aku temukan di sebuah kolom status
teman bbm. Benar-benar seperti disentil ketika aku membacanya saat
menangis terisak karena sesuatu hal yang gagal terlaksana, malu. Sedari
dulu selalu berkata, "Ikhlas itu ga semudah mengucapkannya"
padahal tanpa disadari kita sudah diberikan kesempatan yang cukup banyak
oleh Tuhan untuk mempelajarinya ketika kita gagal mendapatkan sesuatu,
sekecil apapun kegagalan itu. Setidaknya sudahkah kita belajar untuk
mengikhlaskan sesuatu yang walaupun kecil dengan sebenar-benarnya ? Bila
dari hal kecil saja susah kita terapkan, bagaimana dengan hal yang
lebih besar ?
Kita merasa lelah mungkin salah satunya karena disisi lain kita kurang
bersyukur dengan apa yang selama ini kita miliki, tanpa kita sadari kita
hanya merasa senang tanpa mengucapkan syukur, terimakasih atau
sebagainya. Walaupun sebenarnya kita tau semua hal tidak ada yang abadi,
akan terus berputar dan disitulah kita berada, ketika rasa "Sakit"
mendera dan kita mulai membandingkannya dan beranggapan bahwa semua hal
tidak patut untuk diperjuangkan. Jadi jangan salahkan kebahagiaan kita
pergi dan mencari mereka yang lebih mampu menghargai dan menerima
mereka, dengan hati dan lengan yang terbuka untuk senantiasa menemani
dan menempatkannya ditempat yang seharusnya. Karena kita sendiri lupa
bahwa mereka juga patut diperjuangkan, bukan hanya karena rasa bahagia
yang membuat hidup menjadi lebih indah, tetapi juga atas rasa sakit dan
khilaf yang ternyata dibalik itu mengajarkan kita untuk menjadi lebih
kuat. Jangan sampai keluar pernyataan seperti ini suatu hari nanti, "Andai saja aku mampu bersabar sedikit lagi, memperjuangkannya lebih keras lagi dan menggenggamnya lebih erat lagi"
Perjuangkanlah mereka yang pantas untuk berbagi kebahagiaan denganmu. Kamu tau mereka pantas mendapatkannya.
Untuk aku dan mereka yang saat ini sedang bimbang dalam membangun
kepercayaan dan mengambil keputusan, berusahalah menjalani hari ini
tanpa terantuk kenyataan pahit di masa lalu dan ekspektasi berlebihan di
masa depan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar