Minggu, 26 Oktober 2014

I (should) know you're worth from the start

Apakabar kalian yang kini sedang berusaha untuk memperjuangkan kebahagiaan yang kalian miliki ? masih kuat bukan ? aku harap begitu ya :)

Cerita ini tidak tau darimana mulanya, yang pasti hingga kini cerita itu masih ada diantara kita. Disekeliling kita. Entah sadar ataupun tidak, karena terkadang kita kurang peka dengan apa yang terjadi. Sudah, akui saja.

"Aku ga tau dia masih pantas terima kesempatan berikutnya apa engga"
"Gue gak tau dia masih pengen ini lanjut apa engga"
"Aku sayang, tapi aku capek"
"blaaa...bla....bla...."

Kalimat-kalimat diatas cuma bebrapa contoh dari kalimat "keraguan" akan diri sendiri, orang lain, keadaan, dan lain sebagainya. Kita emang sebagai pihak yang juga "merasakan" pastinya hanya ingin apapun bentuk kebahagiaan yang kita miliki akan terus bertambah ditiap harinya, jangan sampai itu hilang dan membuat kita buta akan sesuatu yang kita sebut dengan "kata hati". Logika dan perasaan adalah 2 hal yang seringkali susah untuk diseimbangkan. Ketika logika berkata "sudah, cukup sampai disini" entah kenapa perasaan dapat menepisnya dengan kata-kata sederhana "dia masih pantas untuk disayangi. Dan aku sayang sama dia" iya kan ? pernah mengalaminya ? Aku. Pernah.

Ketika pada akhirnya kata "maaf" terasa hambar, kata "lelah" menjadi yang paling terwakilkan atas rasa yang ada, kata "Introspeksi" terlupakan karena ego yang meluap hingga memenuhi rongga kosong disetiap isi hati dan otak. Mungkin memang sudah saatnya kilas balik, entah apa yang salah selama ini diantara "kita", dari sisi aku maupun mereka.

Pernah gak sih sebelumnya kita berpikir apa yang sudah mereka lakukan buat kita, setelah sebelumnya kita marah-marah berpikiran negatif atas sebuah kesalahannya ? Pernah juga gak kita berpikir bagaimana susahnya kita mencoba untuk bertahan disegala kondisi untuk membuat kata "kita" untuk tetap ada ? Sudahkah kita mencoba untuk menghargai semua usaha  yang kita dan dia lakukan ?

Terkadang memang kita terburu emosi untuk mengakhiri apa yang sudah kita miliki, kebahagiaan yang mengisi hari-hari, rindu yang menaungi hari tanpa kehadirannya hanya karena kita tau mereka melakukan hal yang seringkali tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan. Bukankah kita tau bahwa tidak semua hal akan berjalan sempurna. "Bila kita selalu mendapapatkan apa yang kita inginkan, lalu darimana kita belajar ikhlas ?" Kalimat yang menohok ketika membacanya, aku temukan di sebuah kolom status teman bbm. Benar-benar seperti disentil ketika aku membacanya saat menangis terisak karena sesuatu hal yang gagal terlaksana, malu. Sedari dulu selalu berkata, "Ikhlas itu ga semudah mengucapkannya" padahal tanpa disadari kita sudah diberikan kesempatan yang cukup banyak oleh Tuhan untuk mempelajarinya ketika kita gagal mendapatkan sesuatu, sekecil apapun kegagalan itu. Setidaknya sudahkah kita belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang walaupun kecil dengan sebenar-benarnya ? Bila dari hal kecil saja susah kita terapkan, bagaimana dengan hal yang lebih besar ?

Kita merasa lelah mungkin salah satunya karena disisi lain kita kurang bersyukur dengan apa yang selama ini kita miliki, tanpa kita sadari kita hanya merasa senang tanpa mengucapkan syukur, terimakasih atau sebagainya. Walaupun sebenarnya kita tau semua hal tidak ada yang abadi, akan terus berputar dan disitulah kita berada, ketika rasa "Sakit" mendera dan kita mulai membandingkannya dan beranggapan bahwa semua hal tidak patut untuk diperjuangkan. Jadi jangan salahkan kebahagiaan kita pergi dan mencari mereka yang lebih mampu menghargai dan menerima mereka, dengan hati dan lengan yang terbuka untuk senantiasa menemani dan menempatkannya ditempat yang seharusnya. Karena kita sendiri lupa bahwa mereka juga patut diperjuangkan, bukan hanya karena rasa bahagia yang membuat hidup menjadi lebih indah, tetapi juga atas rasa sakit dan khilaf yang ternyata dibalik itu mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat. Jangan sampai keluar pernyataan seperti ini suatu hari nanti, "Andai saja aku mampu bersabar sedikit lagi, memperjuangkannya lebih keras lagi dan menggenggamnya lebih erat lagi"

Perjuangkanlah mereka yang pantas untuk berbagi kebahagiaan denganmu. Kamu tau mereka pantas mendapatkannya.






Untuk aku dan mereka yang saat ini sedang bimbang dalam membangun kepercayaan dan mengambil keputusan, berusahalah menjalani hari ini tanpa terantuk kenyataan pahit di masa lalu dan ekspektasi berlebihan di masa depan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar