Malam ini tak seperti biasanya
perempun itu begitu melemah penuh luka dimana-mana, entah dari mana asalnya ?
rasanya luka dimasalalu menganga kembali. Perempuan itu merindukan sosok
itu.
Perempuan itu hanya bisa menangis
ketika sesuatu yang tak bisa dengan mudah ia ungkapkan. Kalaupun ia di
perbolehkan bicara itupun hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia. Tak ada
cara baginya untuk di dengarkan, tak ada cara baginya untuk mengetahui bagaimana
sosok itu saat ini.
Baginya waktu tak lagi berpihak.
Baginya waktu telah mengambil
seluruh kebahagiaan yang ia miliki.
Lama perempuan itu berdiam diri
melumpuhkan hatinya sendiri hingga perempuan itu menjadi orang yang keras pada
dirinya sendiri.
Perempuan itu mengerti bahwa hidup
ini tak semudah yang dibayangkan, tak seindah drama korea yang selalu mengisi
waktu luangnya. perempuan itu sadar betul akan hal itu tapi acap kali perempuan
itu merasa masuk terlalu dalam menghayati setiap inci alurnya, Seakan perempuan
itu paham betul akan luka yang mereka rasakan. Entah apa perempuan itu tak bisa
menafsirkannya hingga terekam ke dalam memori dan sampai pada mimpi yang hingga
kini begitu perih ia rasakan. Luka itu sudah sekian lama namun nyatanya sekeras
apapun perempuan itu berusaha luka itu lagi dan lagi kembali memenuhi ruam ruam
semakin parah. Dengan cara apa lagi perempuan itu mengisi kekosongan ini ?
perempuan itu tak bisa membiarkan dirinya terus menerus menahan luka sendirian.
Perempuan itu takkan menghitung
berapa kali jatuh cinta dan jatuh sakit yang di derita. Namun perempuan itu
tahu itu terjadi berkali – kali. Sempat terpikir olehnya untuk tidak lagi
membawa dirinya kepada hal yang mereka bilang itu menyenangkan.
Baginya merasakan cinta hanyalah
salah satu cara termudah untuk menciptakan luka dalam hati. Setelah yang
terakhir kali perempuan itu seperti tak ingin menjalin hubungan dengan siapa
pun. Sudah cukup baginya membiarkan luka mengoyakkan hatinya yang sesungguhnya
rapuh hampir mati.
Sering kali perempuan itu berpikir, “Apa
akan datang kembali seseorang yang lain dalam hidupku?”.
Kali ini perempuan itu menjawab
sendiri. “Ya. Itu pasti. Tapi apa aku akan
membiarkannya menjadi bagian dalam hidupku?”
Perempuan itu tak menjawab. Tak mau
menjawab lebih tepatnya.
Perempuan itu tak memiliki
keberanian untuk membuka hatinya kembali, bukan tentang luka pada hatinya yang
pernah ditinggalkan namun apakah ada pria lain yang bisa dengan tulus
mencintainya menyembuhkan lukanya yang tak meninggalkannya meski apapun yang
terjadi ? Perempuan itu memiliki banyak kekurangan dalam dirinya ia tak merasa
memilki yang perempuan lain miliki, perempuan itu hanya memiliki keinginan yang
sederhana namun sulit di wujudkan.
Perempuan itu hanya ingin di cintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar