Minggu, 11 Mei 2014

Perempuan itu, rindunya dan keinginannya



Malam ini tak seperti biasanya perempun itu begitu melemah penuh luka dimana-mana, entah dari mana asalnya ? rasanya luka dimasalalu menganga kembali. Perempuan itu merindukan sosok itu. 

Perempuan itu hanya bisa menangis ketika sesuatu yang tak bisa dengan mudah ia ungkapkan. Kalaupun ia di perbolehkan bicara itupun hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia. Tak ada cara baginya untuk di dengarkan, tak ada cara baginya untuk mengetahui bagaimana sosok itu saat ini.
 
Baginya waktu tak lagi berpihak.

Baginya waktu telah mengambil seluruh kebahagiaan yang ia miliki.

Lama perempuan itu berdiam diri melumpuhkan hatinya sendiri hingga perempuan itu menjadi orang yang keras pada dirinya sendiri.

Perempuan itu mengerti bahwa hidup ini tak semudah yang dibayangkan, tak seindah drama korea yang selalu mengisi waktu luangnya. perempuan itu sadar betul akan hal itu tapi acap kali perempuan itu merasa masuk terlalu dalam menghayati setiap inci alurnya, Seakan perempuan itu paham betul akan luka yang mereka rasakan. Entah apa perempuan itu tak bisa menafsirkannya hingga terekam ke dalam memori dan sampai pada mimpi yang hingga kini begitu perih ia rasakan. Luka itu sudah sekian lama namun nyatanya sekeras apapun perempuan itu berusaha luka itu lagi dan lagi kembali memenuhi ruam ruam semakin parah. Dengan cara apa lagi perempuan itu mengisi kekosongan ini ? perempuan itu tak bisa membiarkan dirinya terus menerus menahan luka sendirian.


Perempuan itu takkan menghitung berapa kali jatuh cinta dan jatuh sakit yang di derita. Namun perempuan itu tahu itu terjadi berkali – kali. Sempat terpikir olehnya untuk tidak lagi membawa dirinya kepada hal yang mereka bilang itu menyenangkan.


Baginya merasakan cinta hanyalah salah satu cara termudah untuk menciptakan luka dalam hati. Setelah yang terakhir kali perempuan itu seperti tak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun. Sudah cukup baginya membiarkan luka mengoyakkan hatinya yang sesungguhnya rapuh hampir mati.

Sering kali perempuan itu berpikir, “Apa akan datang kembali seseorang yang lain dalam hidupku?”.


Kali ini perempuan itu menjawab sendiri. “Ya. Itu pasti. Tapi apa aku akan membiarkannya menjadi bagian dalam hidupku?”


Perempuan itu tak menjawab. Tak mau menjawab lebih tepatnya.


Perempuan itu tak memiliki keberanian untuk membuka hatinya kembali, bukan tentang luka pada hatinya yang pernah ditinggalkan namun apakah ada pria lain yang bisa dengan tulus mencintainya menyembuhkan lukanya yang tak meninggalkannya meski apapun yang terjadi ? Perempuan itu memiliki banyak kekurangan dalam dirinya ia tak merasa memilki yang perempuan lain miliki, perempuan itu hanya memiliki keinginan yang sederhana namun sulit di wujudkan.


Perempuan itu hanya ingin di cintai.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar