Jumat, 20 Juni 2014

Tumbuhnya Sebuah Luka



Beberapa yang sudah saya baca dampak yang di timbulkan dari perceraian kedua orang tua hampir semua sama. Meskipun saya bukan anak dari keluarga yang bercerai (Brokenhome) tetapi kehidupan saya tidak jauh dari kata itu.

kedua orang tua saya masih tinggal satu atap tapi entah sudah berapa lama mereka memutuskan untuk tidak sekamar. Saya belum menyadari hal itu mungkin karena dulu saya belum memahami hal-hal demikian.

Kedua orang tua saya selalu bercekcok, berselisih paham, menyalahkan satu sama lain. Rumah sudah bukan lagi tempat ternyaman untuk di tinggali. Hal inilah yang sebenarnya menimbulkan luka emosi yang sangat besar bagi saya ketimbang yang dialami kedua orang tua saya sendiri.

Terkadang saya malu atas ketidakharmonisan kedua orang tua saya, saya merasa malu dan iri ketika melihat keharmonisan kedua orang tua orang lain.

Seringkali saya merasa cemas dan ketakutan membayangkan hal-hal yang belum terjadi. Saya juga merasa terjepit di tengah-tengah karena tidak tahu siapa yang berkata benar siapa yang berkata salah. Seringkali saya mempunyai rasa bersalah “kenapa saya di lahirkan ke dunia ini?”. Hal inipun menimbulkan hilangnya rasa percaya diri, kedamaian, hingga harapan. Saya merasa menjadi pribadi paranoid. Sifat ini membuat saya menarik diri dan bersembunyi dalam kesendirian.
   
Sering kali saya berbicara pada diri sendiri, menulis sesuai kehendak hati. bukan saya tak memiliki teman untuk bicara tapi saya merasa tak menemukan kenyamanan disana.

Disini saya melihat figur artis yang saya lihat ada kesamaan dengan saya. siapa dia ?
Marshanda.

ia dia marshanda.

Masih ingat dengan vidionya yang dia unggah di youtube beberapa tahun lalu ?

yah... Marshanda depresi atas perceraian kedua orang tuanya. Saya tidak menyalahkan Marshanda berprilaku demikian. sebab saya juga mengalami meskipun kedua orang tua saya tidak bercerai tetapi prilaku mereka seperti orang tua yang bercerai.

Beberapa tahun berlalu Marshanda kembali dengan gugatan perceraian kepada suaminya? Banyak orang yang menanyakan prihal pemberitaan tersebut. Marshanda menanggapinya dan berkata diantaranya "

Yang menyebabkan luka pada anak atas perceraian kedua orang tuanya adalah percekcokan yang terus menerus bukan perceraiannya".

Inilah mengapa timbul luka yang sangat dalam didalam diri saya. Bukan perceraiannya tapi percekcokan yang terus menerus selalu ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar