Aku pernah berkata padamu dengan menatap nanar bahwa aku begitu
angkuh ketika berkata dengan lidahku, jika segala tentang kita sudah tidak
teringat barang sekeping cerita. Tidak. Aku belum sehebat itu untuk merasakan
mati pada rasa tentang kita yang pernah ada.
Aku pernah menuliskan tentang
suatu kenyataan. Bahwa sebenarnya aku sudah terbiasa akan segala hal yang tanpa
kamu. Aku sudah lama tidak ditenangkan lalu diyakinkan bahwa ada hal yang tidak
baik-baik saja terjadi, namum tetap dapat dilewati. Sejak kamu tak ada, sejak
kamu pergi dan bahkan sejak kamu dimiliki yang lain. Aku mempelajari banyak hal
tentang sebuah keikhlasan.
Dimana aku tak lagi dapat
merasakan rindu yang kau simpan sendiri. Kita pernah berpisah lebih lama dari
ini bukan? Namun acap kali rindu selalu datang. Menghantarkan seuntai kata dari
hatimu melalui mimpiku. Ada kamu disitu dengan wajah bermuram. Seolah
mengisyaratkan isi hati yang tak dapat dimengerti orang lain selain aku.
Terima kasih, kini ketiadaanmu
sudah tidak meninggalkan tangis pada hariku.
Kini tanpamu, aku tidak selalu
rindu akan pelukkan hangat yang mampu kau berikan.
Sekarang ketika kenangan kita
sempat lewat saat pejamku semakin pulas, aku punya rasa tak ingin lama menetap
disana. Memang indah ketika perasaanku dibawanya, namun semuanya telah berlalu
dan seharusnya aku tak lagi disitu.
Kini aku berteman baik dengan
perasaanku. Ketika hati ini ingin mengenang yang telah berlalu, bukan berarti
ia ingin kembali. Maka kubawalah perasaan ini pada masa itu. Masa dimana tak
ada rasa yang lebih indah dari segala hal atas nama kita. Tak lama berdiri
disana, kusadaran lagi hati ini dengan logika. Bahwa yang telah berlalu di
belakang, tak semuanya dapat di bawa berjalan ke depan dengan beriringan.
Kutinggal di belakang segala sesuatu yang pernah menghancurkanku sampai
berkeping-keping. Lalu ku bawa sisa semangat yang ada menuju hari yang telah
dipersiapkan-Nya.
Aku merasa jauh lebih baik kini
ketika alasanku dapat menenangkan hati bukan kamu.
Aku merasa jauh lebih nyaman
kini ketika aku membuka mata, bukan lagi kamu yang kutunggu kabarnya.
Aku seperti diberi perasaan baru
untuk membuka cerita dengan yang lain ketika langkahmu semakin jauh dari cerita
hidupku.
With Love, ♥
keren :))
BalasHapus