Senin, 24 Maret 2014

A Letter To God (2)







……………………………………………………………………………………………………………………

Kepada Kakak Lelakiku Tercinta

kak,ingat tidak saat dulu kamu menyembunyikan aku didalam lemari ? aku tidak ingat kak, tapi ibu menceritakannya kepadaku saat aku mulai bisa mengingat, saat itu aku masi bayi, usiaku saat itu entah berapa bulan tapi yang jelas kata ibu saat itu aku sedang lucu-lucunya, kulitku puti, dengan mata sipit seperti orang cina padahal kita tidak ada silsila dari keluarga berwajah oriental tersebut. Hihi lucu ya :D
kata ibu, kakak menyembunyikan aku karena gemas dan ingin bermain-main denganku, aku juga tidak menangis saat itu mangkanya ibu cemas mencari-cariku, dan yang bikin ibu kesal kakak diam saja melihat kecemasan ibu, padahal kakak tahu di mana aku saat itu. Kakak ini jahil sekali dulu :D

Kak, Ingat tidak saat aku masih kanak-kanak dan kamu duduk di bangku SMA, saat itu aku selalu jadi objek fotomu ?  setiap kamu pulang sekolah yang kamu cari pasti aku, kemudian kamu mendandani aku agar terlihat menarik untuk menjadi objek fotomu, kamu senang sekali memoto, melukis, menggambar. Aku ingat dulu di tembok kamar kakak banyak sekali lukisan-lukisan yang kakak buat sendiri bersama teman bermain kakak, sampai-sampai kamar mbak kakak lukis juga. Cantik sekali jika aku ingat saat itu.
Kak, ingat tidak saat itu aku sudah duduk di bangku Sekolah Dasar dan kamu telah tumbuh dewasa? Dulu saat aku sedang merindukan kamu, dan kamu sedang berada jauh dari rumah, ingatkah kamu, aku sakit merindukanmu? Setelah bertemu kamu kak, aku bisa langsung sembuh. Dan ketika gaji pertamamu di peruntukan untuk membelikan aku sepeda kecil dengan roda dua di samping kiri dan kanannya, kemudian baju tidur berlis biru muda dengan corak entah itu bunga-bunga atau boneka aku sedikit lupa, dan ketika itu masih ada yang ingin kamu berikan lagi, ia sebuah boneka, aku berlari ke arahmu dengan sangat senang.

Tapi, semuah itu sudah berubah kak. Aku tidak lagi sakit karena merindukanmu, kita tidak lagi sedekat dulu, perhatianmu entah hilang kemana? Kasih sayangmu dulu enatah hilang kemana?
Aku masih ingat saat itu untuk pertama kalinya kamu membetak dan menampar pipiku hingga aku tidak mau berbicara lagi denganmu. Aku kecewa saat itu. Ayah dan ibu sajah tak pernah memukulku. Entah apa yang membuatmu marah aku tidak mengingatnya, tamparan itu aku ingat sekali kak, tanganmu yang hangat berubah sedingin es saat mendarat di pipiku dan kala itu adalah hari pernikahanmu dengan wanita itu.
Wanita itu jahat sekali mengambil kamu dariku tanpa meningalkan sedikit kasih sayang untuk aku dan keluargaku. Aku sedih kakak salah memilih wanita, atas dasar apa kakak memilih dia? CINTA? Tidak ada cinta yang abadi kak selain keluarga. Kakak tidak sadar karena cinta kakak kepada wanita itu membuat kakak jauh dari keluarga.
saat ini mungkin aku masih memiliki ayah dan ibu kak, dan seorang mbak yang saat ini hanya dia yang menggantikan posisimu saat kamu tidak ada. Tapi bagaimana saat ayah dan ibu sudah tidak ada kak, siapa yang akan menggantikan sosok ayah kalau bukan kamu kak? Sosok mbak tidak cukup untuk menggantikanmu.

Sadarlah kak sebelum terlambat, sebelum ayah dan ibu pergi meniggalkan kita untuk selamanya pulanglah dan mintalah maaf bahagiakanlah mereka sedikit walaupun itu takkan bisa membalas ketulusan mereka. Aku tidak ingin melihatmu sedih dan sadar ketika mereka tidak ada di dunia ini. Penyesalanmu akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka. Mereka sudah menua kak, tubuhnya sudah rentan dengan berbagai penyakit, kalau kakak cinta kepada kami pulanglah kak. Pulanglah…..
Kami ridu kak, rumah ini sepi setelah kakak tinggalkan, pintu rumah kami selalu terbuka kak.
Pulanglah kak…..


……………………………………………………………………………………………………………………

Kepada Kakak Perempuanku Tercinta

Kak, maafkan aku kalau selama ini kakak tidak di perlakukan sama denganku, aku tau posisi kakak saat itu, mungkin logika kakak belum dapat berfikir samapi jauh untuk memahami bahwa posisi kita saat itu memang berbeda. Dan mungkin kakak marah dengan keadaan kenapa aku harus di lahirkan, aku mengerti kenapa kakak membenciku, iri terhadapku. Maaf kak, tolong jangan marah, jangan membenciku, janganmarah kepada keadaan. Aku ingin kita bisa menjadi kakak dan adik yang sangat dekat karena kita sama-sama anak perempuan. Tapi keinginan itu tidak pernah terwujut, setiap hari apa yang aku lakukan selalu salah di matamu, setiap hari kita selalu bertengkar, entah pertengkaran apapun tapi kamu selalu membuatnya seolah itu kesalahanku di mata ibu dan ayah tapi meski begitu ayah dan ibu tetap membelaku. Aku tau kak, kamu pasti sangat marah dan semakin membenciku karena jadi kamu yang di marahi ayah dan ibu. Aku mengerti posisi kakak tapi saat itu kakak belum cukup bisa memahami kenapa ayah dan ibu berlaku seperti itu terhadap kakak, ayah dan ibu mungkin hanya ingin mengajarkan kepada kita bahwa kakak harus lebih mengalah terhadap adiknya, tapi mungkin penangkapan kakak beda saat itu. Tapi setelah kita tumbuh dewasa kakak sudah berkeluargapun saat kita di persatukan pertengkaran itu selalu muncul, entah apa pemicunya, keirianmu terhadapku masih belum hilang hingga saat ini.

Seandainya kakak bisa membuka mata sedikit lagi sebenarnya kasih sayang orang tua tak pernah dibeda-bedakankan, saat kakak terjatuh ibu dan ayah selalu ada untuk kakak meski sifat kakak yang keras sering membantah ketika ibu ingin menasehati. Mereka tetap menyayangi kakak, mereka tak pernah membeda-bedakan kita kak. Kakak jangan salah mengartikan lagi, lihatlah saat ini kak ayah dan ibu sangat pedui dengan kakak, merekalah yang membantu kesulitan kakak. Aku menyayangimu kak :’3

…………………………………………………………………………………………………………………… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar