Kepada Kakak Lelakiku Tercinta
kak,ingat tidak saat dulu
kamu menyembunyikan aku didalam lemari ? aku tidak ingat kak, tapi ibu
menceritakannya kepadaku saat aku mulai bisa mengingat, saat itu aku masi bayi,
usiaku saat itu entah berapa bulan tapi yang jelas kata ibu saat itu aku sedang
lucu-lucunya, kulitku puti, dengan mata sipit seperti orang cina padahal kita
tidak ada silsila dari keluarga berwajah oriental tersebut. Hihi lucu ya :D
kata ibu, kakak
menyembunyikan aku karena gemas dan ingin bermain-main denganku, aku juga tidak
menangis saat itu mangkanya ibu cemas mencari-cariku, dan yang bikin ibu kesal
kakak diam saja melihat kecemasan ibu, padahal kakak tahu di mana aku saat itu. Kakak
ini jahil sekali dulu :D
Kak, Ingat tidak saat aku masih kanak-kanak dan kamu duduk
di bangku SMA, saat itu aku selalu jadi objek fotomu ? setiap kamu pulang sekolah yang kamu cari
pasti aku, kemudian kamu mendandani aku agar terlihat menarik untuk menjadi
objek fotomu, kamu senang sekali memoto, melukis, menggambar. Aku ingat dulu di
tembok kamar kakak banyak sekali lukisan-lukisan yang kakak buat sendiri
bersama teman bermain kakak, sampai-sampai kamar mbak kakak lukis juga. Cantik sekali
jika aku ingat saat itu.
Kak, ingat tidak saat itu aku sudah duduk di bangku Sekolah Dasar
dan kamu telah tumbuh dewasa? Dulu saat aku sedang merindukan kamu, dan kamu
sedang berada jauh dari rumah, ingatkah kamu, aku sakit merindukanmu? Setelah bertemu
kamu kak, aku bisa langsung sembuh. Dan ketika gaji pertamamu di peruntukan
untuk membelikan aku sepeda kecil dengan roda dua di samping kiri dan kanannya,
kemudian baju tidur berlis biru muda dengan corak entah itu bunga-bunga atau
boneka aku sedikit lupa, dan ketika itu masih ada yang ingin kamu berikan lagi,
ia sebuah boneka, aku berlari ke arahmu dengan sangat senang.
Tapi, semuah itu sudah berubah kak. Aku tidak lagi sakit
karena merindukanmu, kita tidak lagi sedekat dulu, perhatianmu entah hilang
kemana? Kasih sayangmu dulu enatah hilang kemana?
Aku masih ingat saat itu untuk pertama kalinya kamu membetak
dan menampar pipiku hingga aku tidak mau berbicara lagi denganmu. Aku kecewa
saat itu. Ayah dan ibu sajah tak pernah memukulku. Entah apa yang membuatmu marah aku tidak mengingatnya, tamparan itu
aku ingat sekali kak, tanganmu yang hangat berubah sedingin es saat mendarat di
pipiku dan kala itu adalah hari pernikahanmu dengan wanita itu.
Wanita itu jahat sekali mengambil kamu dariku tanpa
meningalkan sedikit kasih sayang untuk aku dan keluargaku. Aku sedih kakak
salah memilih wanita, atas dasar apa kakak memilih dia? CINTA? Tidak ada cinta
yang abadi kak selain keluarga. Kakak tidak sadar karena cinta kakak kepada wanita
itu membuat kakak jauh dari keluarga.
saat ini mungkin aku masih memiliki ayah dan ibu kak, dan
seorang mbak yang saat ini hanya dia yang menggantikan posisimu saat kamu tidak
ada. Tapi bagaimana saat ayah dan ibu sudah tidak ada kak, siapa yang akan
menggantikan sosok ayah kalau bukan kamu kak? Sosok mbak tidak cukup untuk
menggantikanmu.
Sadarlah kak sebelum terlambat, sebelum ayah dan ibu pergi
meniggalkan kita untuk selamanya pulanglah dan mintalah maaf bahagiakanlah
mereka sedikit walaupun itu takkan bisa membalas ketulusan mereka. Aku tidak
ingin melihatmu sedih dan sadar ketika mereka tidak ada di dunia ini. Penyesalanmu
akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka. Mereka sudah menua kak, tubuhnya sudah
rentan dengan berbagai penyakit, kalau kakak cinta kepada kami pulanglah kak. Pulanglah…..
Kami ridu kak, rumah ini sepi setelah kakak tinggalkan, pintu rumah kami selalu terbuka kak.
Pulanglah kak…..
♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Kepada Kakak Perempuanku Tercinta
Kak, maafkan aku kalau selama ini kakak tidak di perlakukan
sama denganku, aku tau posisi kakak saat itu, mungkin logika kakak belum dapat
berfikir samapi jauh untuk memahami bahwa posisi kita saat itu memang berbeda. Dan
mungkin kakak marah dengan keadaan kenapa aku harus di lahirkan, aku mengerti
kenapa kakak membenciku, iri terhadapku. Maaf kak, tolong jangan marah, jangan
membenciku, janganmarah kepada keadaan. Aku ingin kita bisa menjadi kakak dan
adik yang sangat dekat karena kita sama-sama anak perempuan. Tapi keinginan itu
tidak pernah terwujut, setiap hari apa yang aku lakukan selalu salah di matamu,
setiap hari kita selalu bertengkar, entah pertengkaran apapun tapi kamu selalu
membuatnya seolah itu kesalahanku di mata ibu dan ayah tapi meski begitu ayah
dan ibu tetap membelaku. Aku tau kak, kamu pasti sangat marah dan semakin
membenciku karena jadi kamu yang di marahi ayah dan ibu. Aku mengerti posisi
kakak tapi saat itu kakak belum cukup bisa memahami kenapa ayah dan ibu berlaku
seperti itu terhadap kakak, ayah dan ibu mungkin hanya ingin
mengajarkan kepada kita bahwa kakak harus lebih mengalah terhadap adiknya, tapi
mungkin penangkapan kakak beda saat itu. Tapi setelah kita tumbuh dewasa kakak
sudah berkeluargapun saat kita di persatukan pertengkaran itu selalu muncul,
entah apa pemicunya, keirianmu terhadapku masih belum hilang hingga saat ini.
Seandainya kakak bisa membuka mata sedikit lagi sebenarnya kasih sayang orang tua tak pernah dibeda-bedakankan, saat kakak terjatuh ibu dan ayah selalu ada untuk kakak meski sifat kakak yang keras sering membantah ketika ibu ingin menasehati. Mereka tetap menyayangi kakak, mereka tak pernah membeda-bedakan kita kak. Kakak jangan salah mengartikan lagi, lihatlah saat ini kak ayah dan ibu sangat pedui dengan kakak, merekalah yang membantu kesulitan kakak. Aku menyayangimu kak :’3
♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar