Selasa, 25 Maret 2014

Aku Bukan Si Ratu Galau



 
……………………………………………………………………………………………………………………



Sebelumnya aku adalah wanita yang tak pernah menyukai kesendirian, aku takut sendiri, saat ada masalahpun aku menceritakannya pada orang terdekatku yangku rasa dapat aku percaya dan menjadi pendengar yang baik untukku. Aku adalah wanita supel yang pandai bergaul, kekanak-kanakan, sedikit penakut, tidak mandiri selalu bergantung dengan orang-orang yang aku anggap pelindungku. 




Tapi setelah orang-orang terdekatku pergi aku adalah wanita si penyuka sendiri, sepi, jauh dari keramaian, jauh dari kebisingan. Aku tak suka bicara banyak bila bukan orang yang bisa membuatku nyaman. Aku lebih pendiam menyimpan dan memendamnya , aku lebih dewasa, lebih berani, lebih mandiri mengerjakan dan menjalankan segalahal. Yang terburuk menurutku adalah aku mulai merasa tidak percaya diri (baca: minder), aku merasa sangat kecil.




Entahlah sejak kapan. Lebih tepatnya semua itu berubah aku tak tahu mungkin karena perubahan itu mengalir begitu saja. Mungkin juga karena terbiasa dengan kesendirian lebih tepatnya tak ada lagi teman yang bisaku ajak bicara, berbagi dan menjadi pelindungku.




Teman-teman memanggilku dengan sebutan si ratu galau, setiap kali aku memenuhi TL mereka apa yang aku tuliskan, apa yang aku rasakan memang sebagian besar adalah apa yang sedang aku alami, aku rasakan, tapi tidak semua yang aku tulis adalah apa yang aku alami dan apa yang aku rasakan. Aku hanya tak memiliki teman bicara untuk berbagi, aku hanya wanita yang suka akan merangkai kata mengubahnya lebih manis dan mudah di mengerti ketika ada yang membacanya.






Aku merasa cukup kuat untuk melakukan segala halnya sendiri, meskipun tak ada yang tahu aku menangis dan mengurung diri ketika tak kuat berhadapan dengan kenyataan.




Memang benar apa yang teman-temanku ucapkan, “aku hidup dalam dunia maya” suka tidak suka aku terima ucapannya, aku merasa ada kepuasan sendiri setelah melakukan hal-hal yang aku sukai melalui dunia maya. Aku merasa ada banyak teman, aku tidak sendiri, aku merasa ada yang menerimaku, aku merasa di dengarkan. Meski tak ubahnya siapa yang peduli???




Tapi yang perlu mereka tahu aku bukanlah wanita si tukang galau itu, aku tak butuh dunia maya saat kegalauan melanda, aku tak butuh dunia maya saat ombak ribuan kali menghantamku. Aku hanya butuh pundak dan uluran tangan untuk menopak langkahku, sementara aku belum menemukannya kembali aku memilih menjauhkan diri dari manapun, aku lebih suka menghabiskan waktu dikamar, menonton drama korea, menangis, mendengarkan musik sebagai penghantar lelapku, aku lebih suka menaikan sedikit kepalaku dan menaikan kedua tanganku. Aku berdo’a pada Tuhan mendekatkan diri, berserah diri, melantunkan ayat-ayatnya. Hal-hal itulah yang aku lakukan ktika aku tak cukup kuat lagi berhadapan dengan kenyataan.








……………………………………………………………………………………………………………………



Tidak ada komentar:

Posting Komentar