♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Sebelumnya aku adalah wanita yang tak pernah menyukai kesendirian,
aku takut sendiri, saat ada masalahpun aku menceritakannya pada orang
terdekatku yangku rasa dapat aku percaya dan menjadi pendengar yang baik
untukku. Aku adalah wanita supel yang pandai bergaul, kekanak-kanakan, sedikit
penakut, tidak mandiri selalu bergantung dengan orang-orang yang aku anggap
pelindungku.
Tapi setelah orang-orang terdekatku pergi aku adalah wanita
si penyuka sendiri, sepi, jauh dari keramaian, jauh dari kebisingan. Aku tak
suka bicara banyak bila bukan orang yang bisa membuatku nyaman. Aku lebih
pendiam menyimpan dan memendamnya , aku lebih dewasa, lebih berani, lebih
mandiri mengerjakan dan menjalankan segalahal. Yang terburuk menurutku adalah aku mulai merasa tidak percaya diri (baca: minder), aku merasa sangat kecil.
Entahlah sejak kapan. Lebih tepatnya semua itu berubah aku
tak tahu mungkin karena perubahan itu mengalir begitu saja. Mungkin juga karena
terbiasa dengan kesendirian lebih tepatnya tak ada lagi teman yang bisaku ajak
bicara, berbagi dan menjadi pelindungku.
Teman-teman memanggilku dengan sebutan si ratu
galau, setiap kali aku memenuhi TL
mereka apa yang aku tuliskan, apa yang aku rasakan memang sebagian besar adalah
apa yang sedang aku alami, aku rasakan, tapi tidak semua yang aku tulis adalah apa
yang aku alami dan apa yang aku rasakan. Aku hanya tak memiliki teman bicara
untuk berbagi, aku hanya wanita yang suka akan merangkai kata mengubahnya lebih
manis dan mudah di mengerti ketika ada yang membacanya.
Aku merasa cukup kuat untuk melakukan segala halnya sendiri,
meskipun tak ada yang tahu aku menangis dan mengurung diri ketika tak kuat
berhadapan dengan kenyataan.
Memang benar apa yang teman-temanku ucapkan, “aku hidup dalam dunia maya” suka tidak
suka aku terima ucapannya, aku merasa ada kepuasan sendiri setelah melakukan
hal-hal yang aku sukai melalui dunia maya. Aku merasa ada banyak teman, aku
tidak sendiri, aku merasa ada yang menerimaku, aku merasa di dengarkan. Meski tak ubahnya siapa yang peduli???
Tapi yang perlu mereka tahu aku bukanlah wanita si tukang
galau itu, aku tak butuh dunia maya saat kegalauan melanda, aku tak butuh dunia
maya saat ombak ribuan kali menghantamku. Aku hanya butuh pundak dan uluran
tangan untuk menopak langkahku, sementara aku belum menemukannya kembali aku
memilih menjauhkan diri dari manapun, aku lebih suka menghabiskan waktu
dikamar, menonton drama korea, menangis, mendengarkan musik sebagai penghantar
lelapku, aku lebih suka menaikan sedikit kepalaku dan menaikan kedua tanganku. Aku
berdo’a pada Tuhan mendekatkan diri, berserah diri, melantunkan ayat-ayatnya. Hal-hal
itulah yang aku lakukan ktika aku tak cukup kuat lagi berhadapan dengan
kenyataan.
♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar