Sabtu, 29 Maret 2014

Tentang Teka Teki Waktu



Prolog

Terkadang, ada sedikit banyak tanya yang tak tersentuh oleh untaian kata.
Katupan bibir kerap kali nampak seolah segan melontarkan frasa.
Meski bahwasanya ada rasa yang tak mampu terlukiskan hanya lewat penggalan kata.

Terkadang, ada sedikit banyak kata yang tak tersentuh oleh gema suara.
Kebisuan kerap kali nampak seolah enggan mendengungkan bisikan.
Meski bahwasanya ada rasa yang lebih indah tuk dilantunkan lewat aksara.

♥ 
………………………………………………………………………………………………………………


Malam itu aku mendapat pesan bbmmu, kamu pamit ingin kembali ke lampung.
                “aku lagi packing nih mau pulang ke lampung”
                “kapan?” balas aku antusias.
                “malam ini”
                “malam ini ?” tersentak aku, kaget atas balasannya. Bagaimana tidak ini sudah sangat malam.  jam hampir menunjukkan tengah malam. Tentu sajah aku khawatir.
“ia, malam ini”
                “kenapa malam banget?, kenapa gak besok aja?, ini sudah larut malam, memangnya bus masih ada?, bagaimana kalo terjadi sesuatu nanti?”
                “bus masi ada kata temanku, do’akan saja supaya aku baik-baik sajah”
                “ya udah hati-hati ya kamu, jaga diri baik-baik”
                “aku beragkat ya, assalamualaikum”
                “ia, waalaikumsallam”

Malam itu akhir percakapan kita saat kamu akan mendinggakan kota kembang itu.

Kamu tahu sesuatu tidak? Tanpa kamu minta untuk mendo’akan kamu diam-diam aku menyelipkan namamu saat aku bicara pada Tuhan. Aku tahu keberangkatanmu ke kota kembang itu hanya untuk mnjerihkan fikiranmu, hatimu masih penuh luka disana sini, aku masih jelas melihatnya.

Pagi harinya aku menunggu bagaimana kabarmu, aku membuka RU terlebih dulu, aku melihatmu mengganti DPmu, DPmu sedang berada di kapal saat itu. Oh, berarti kamu sudah berada di kapal saat ini. Syukurlah (gumamku). Kemudian aku melihat lini akun twittermu. Ya, aku menghela napas pasrah sajah saat itu. Melihatmu yang masih saja memikirkannya. Lalu apa ada gunanya aku? 

taukah kamu aku menahan rasa rindu, aku menunggumu untuk dikabari, aku cemas memandang layar BBku tak ada kabar darimu.

Sesaat aku diam memikirkan sesuatu, apa yang harus aku lakukan untuk kamu?

Apakah aku harus meninggalkanmu, membiarkan kamu terluka begitu sajah?

Ataukah aku harus membantumu menyembuhkan lukamu?

Jujur sajah aku selalu ingin berada di dekatmu, aku ingin menjadi penyembuh atas lukamu, aku ingin membahagiakanmu.
Aku tahu Tuhan sedang mengajarkanmu apa artinya kehilangan.

ini bagaimana pelajaran itu sangat berarti namun ketika kamu belum dapat menyadari itu maka semua akan terasa sia-sia. Begitupun aku yang berusaha melepaskanmu dari jeratan pahitnya kenangan di masalalu namun tak ada upayamu untuk melepaskannya. Percuma saja segala upayaku untukmu, nyatanya kamu malah menikmatinya meski hidupmu hanya berputar pada masalalu. hidupku juga pernah berputar hanya pada masalalu tapi berjalan dengan perputaran waktu aku dapat melepaskannya. perlahan tapi pasti. Percayalah sayang, kamu kuat, kamu bisa.

kamu juga manusia biasa, sebanyak apapun wanita yang kau lukai pada akhirnya kamu juga akan berakhir terluka oleh wanita yang kamu cintai.

Aku begitu menyukai hujan, kamu tahu kenapa sayang? karena setelah hujan akan ada pelangi. indah bukan ?
Aku tak begitu menyukai matahari, kamu tahu kenapa sayang? Karena matahari selalu bisa kapan sajah membakarku. Menyakitkan bukan?

               
“kamu udah dimana? Uda sampe belum?” pertanyaan pertanya yang aku tanyakan karena hingga siang aku belum mendapat kabar darinya.
“belum, masi sampe bulok”
“bulok?” karena aku tidak tahu bulok dimana aku bertanya lagi.
“kali balok”

jauh sekali menurutku dari bulok jadi kali balok, hahaha ada-ada sajah.

Lanjut percakapan kami…

“masih jauh ya”
“iya, kangen ya”
“ya udah nanti kalo uda sampe rumah kabarin ya” aku mengalihkan pembicaraan dengan mengakhiri percakapan kami.
“ aku uda sampe di rumah” Beberapa jam kemudian
“ya udah istirahat ya kamu”
“iya, nanti jam 5 aku mau futsal”
“futsal?”
“iya, kompetisi”


“Yang benar sajah baru pulang setelah perjalanan jauh sudah harus kompetisi. Pasti melelahkan sekali untuk kamu, mungkin ini caramu menghabiskan waktu untuk menghilangkan DIA dari fikiranmu kamu menyibukan diri sendiri. Tak apalah asalkan itu baik untukmu”.

Setelah dia pamit untuk kompetisi aku cuma bisa memberikan semangat sajah kemarin karena aku masih harus menunggu dosen dikampus. Setelah sampai di rumah, malamnya di daerahku mendapat giliran pemadaman listrik, bbkupun low jadi aku tak bisa menghubunginya. Sebenarnya aku ingin menanyakan bagaimana kompetisinya? Bagaimana keadaannya? Banyak sekali yang ingin aku tanyakan, namun keaadaan tidak mendukung sepertinya. Entah pula listrik menyala jam berapa sepertinya aku ketiduran dan kemudian bangun di sepertiga malam perutku terasa tak enak badakupun terasa linu seluruhnya, ternyata yah biasalah tamu bulanan. Aku melihat sekeliling kamarku sudah terang benderang, listrik sudah kembali menyala, aku mengisi batrai BBku, ternyata tak ada satupun bbm dari dia, hanya bbm tak penting sajah yang aku dapat malam itu. Kemudian aku mengganti DPku, sesaat kemudian dia bbm, mungkin dia mengira aku sudah tidur mangkanya dia tidak menghubungiku lebih dulu mangkanya sesaat setelah aku mengganti DPku dia baru menghubungiku karena rupanya aku sedang terjaga malam itu. Positive sajah aku.

Aku dan dia akhirnya bbman malam itu, menyenangkan meskipun aku tahu dia masih berupaya melupakan masalalunya, tapi mungkin aku salah. Dia sedang merindukan masalalunya :”)
Kami berjanji untuk bertemu di esok malam, tapi ternyata Tuhan punya rencana lain. Hujan lebat, listrik padam, geluduk menggelegar, seolah semesta marah atas apa yang aku lakukan, mungkinkah semseta marah kenapa aku harus rela menjadi lilin untuk menerangimu ? mungkinkah Tuhan tak mengijinkan kita bertemu? Lalu kenapa Tuhan hadirkan kamu? Aku belum menemukan jawaban dari Tuhan.

♥ 
………………………………………………………………………………………………………………


Keikhlasan dan Teka Teki Waktu
 
Rasanya seperti ingin menjelaskan tentangku pada diriku sendiri.
Batas kemampuan dan tentang teka teki waktu.
Tubuh bahkan hati yang mulai lelah dan lantas mengalah.
Jika jawabannya hanya keikhlasan, aku mungkin ada di baris depan.
Tentang teka teki waktu yang mamatut dirinya sendiri di hadapan sebongkah rindu.
Jika jawabannya keikhlasan, maka segala pertanyaan akan kita seharusnya telah menemukan jalan.
Bahwa yang hatinya dibesarkan keikhlasan,
doanya mungkin selalu memiliki jawaban.
Ini hanya tentang teka teki waktu,
dan seberapa tega Tuhan membuatmu menunggu.
Aku?
Sudah lebih dulu larut dalam lantunan nafasmu.
Bersatu, lalu berdiam dalam gema kepalamu.

♥ 
………………………………………………………………………………………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar