Sabtu, 15 Maret 2014

Minggu Pagi






Pagi ini tak seperti biasanya, di antara bbm yang masuk ada satu pesan darimu, ia kamu masalaluku yang pernah singgah sebentar di kehidupanku, saat aku belum mengenal apa itu cinta, apa itu first kiss. Saat itu kita masih sama-sama duduk di bangku SMP yang hampir mendekati ujian kelulusan. Saat itu hubungan percintaan kita hanya bisa di sebut cinta monyet (cinta-cintaan) tapi bagiku kamu adalah cinta pertama dan saat itu juga telah menjadi ciuman pertama bagiku. Yah, mungkin tidak bagimu setelah aku tau ternyata wanitamu banyak di luar sana.

Kamu meninggalkan aku setelah kamu tahu aku wanita baik yang tidak pantas kau sakiti seperti wanitamu diluarsana. Tapi apa kamu tau? Caramu meninggalkan aku juga meninggalkan luka yang cukup dalam. Bagiku kamu cinta pertamaku, bagiku kamu first kissku.




Ingatkah kamu saat kecupanmu mendarat di keningku? Kemudian kamu membisikkan kata-kata sayang? Kamu sempat membuat aku menjadi wanita paling bahagia sebelum kamu pergi dengan wanita-wanitamu.

Beberapa waktu berlalu kisah kita sudah berlalu sangat lama, akhirnya kamu berubah. Mungkin karena kamu dapat menemukan wanita yang sudah bisa kamu cintai seutuhnya, dan kamu mungkin sudah tau apa itu karma.

Degannya kamu tidak seperti dulu yang menyimpan banyak wanita yang bisa kau permainkan hatinya. Aku senang mengetahui itu, tandanya kamu bisa lebih menghargai wanita. Namun ketika kamu telah berubah terlihat seperti bukan kamu yang dulu, yang bisanya kamu melukai hati wanita-wanita kini kamu terluka oleh wanita yang kamu cintai.

Tuhan telah menyadarkanmu bahwa wanita diciptakan untuk kamu kasihi bukan untuk kau lukai hatinya, setidaknya Tuhan telah memberikanmu pelajaran.

Meski kamu sudah bersama yang lain, wanita yang sangat kau kasihi saat ini tapi perasaan ini tak bisa bohong, kamu pernah menjadi cinta pertama dan ciuman pertama bagiku. Perasaan yag dulu juga masi ada hingga saat ini. Bodohnya aku masih mengharapkan kamu yang sudah jelas kamu sudah bersama wanita yang sangat engkau kasihi.




Tapi aku senang, hingga kita duduk di bangku kuliah kedekatan kita masih berlangsung meski hubungan kita bukan sebagai sepasang kekasih. Hanya yang aku sedihkan ketika tiba-tiba kamu datang menanyakan kabarku setiap kali hubunganmu sedang tidak baik dengan kekasihmu, bodohnya aku sudah tau kamu memiliki kekasih, tapi aku masih menanggapimu berharap kamu bisa kembali.

Ah, aku lupa bahwa itu takkan pernah terjadi.



 untuk saat ini aku sudah cukup senang perhatianmu kadang juga untukku meski aku bukan dia yang bisa mendapatkan cintmu seutuhnya.


Maafkan aku jika aku lancang masih belum bisa melupakanmu, biarkan saja perasaan ini ada hingga entah sampai kapan aku tak tau. Jika Tuhan tidak menjodohkanmu dengannya aku berharap kamu di takdirkan untukku.












Tertanda aku,
Wanita yang masih lancang mengharapkan kamu kemali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar