Senin, 24 Maret 2014

Tuhan Telah Memiliki Rencana Lain

baca A Letter To God (4)





“Nyatanya Tuhan tak mengabulkan permintaanku yang aku tuliskan melalui surat untuknya.”
………………………………………………………………………………………………………………

Kalau setiap cerita hidup kita selalu indah
hati ini takkan pernah kenal dekat dengan sabar dan ihklas


Kalau setiap yang kita inginkan maunya dikabulkan
Kita tidak akan pernah tahu
Indahnya mendekati Allah
Bersama jutaan dan harapan 


Kalau setiap harapan kita selalu
Berjalan sesuai rencana
Kita tidak pernah belajar
Bahwa kecewa itu menguatkan….

………………………………………………………………………………………………………………

Tuhan, aku sudah berjanji aku takkan marah padamu, juga padanya, pada diriku sendiri, maupun siapapun aku tak marah.

Sejak awal memang aku sudah tahu kau memberikan secercah kebahagian ini hanya sesaat, kebahagiaan ini kau berikan melalui Dia. Aku tahu dan aku tak pernah marah kepada siapapun.

Aku tahu sejak awal bagaimana hubungan kami. kami hanyalah asa yang terbawa angin kemudian berlalu begitu saja, terhempas sampai akhirnya angin membawa kembali asa yang pernah hilang.

Sejak awal aku tahu hatimu hanya untuknya, kamu hanya menipu dirimu sendiri. Dengar aku saat ini kamu hanyalah penipu paling ulung di dunia. Kamu tahu?

Aku bukanlah dia yang menetap di hatimu, hatimu telah di penuhi olehnya tak ada celah sedikitpun untuk masuk, akupun tak memaksakan diri untuk masuk sebab aku tahu akan sesaknya di dalam sana tak hanya sesak yang aku dapatkan mungkin akan melukai diriku sendiri.

Aku berlalu pergi meninggalkanmu dengan senyum dan sedikit ketenangan, aku menghela nafas pasrah menguatkan diri bahwa aku bahagia kamu bahagia. Kebahagiaanmu bukan denganku, kebahagiianmu dengannya. “Aku berusaha menguatkan diriku sendiri”.

Akan menyakiti diriku sendiri bila aku memaksa kamu terus bersama denganku padahal hatimu hanya ada dia, aku takkan pernah bahagia jika itu terjadi, bukan hanya aku kamu juga pasti akan sangat terluka bukan?

Sudahlah saat ini simpan kebohonganmu untukku, aku tak mengapa, jangan lagi kamu berpura-pura melupakannya, biarkan dia tahu kamu merindukannya.

Malam ini kamu sudah membuktikannya bukan ? kamu sendiri yang menuliskan isi hatimu melalui akun twitter-mu siapapun yang membaca juga tahu seperti apa isi hatimu. Jangan sakiti dirimu sendiri untuk berpura-pura melupakannya dan mencintaiku kembali. Jangan.
Bukan hanya kamu yang tersakiti tapi aku. Jangan berkorban lagi. Kejar saja cintamu. Aku tak mengapa, jangan fikirkan aku. Aku tahu sekecil apa aku dimatamu saat ini. Aku tahu.

Dengan ragu-ragu aku mengomentari isi hatimu dengan akun twitter pribadiku tentunya dan nantinya juga aku tahu kau takkan mungkin membalasnya. Kata-kataku seolah menyemangatimu dengan senyum di akhirnya. Kamu tahu saat itu aku hanya tersenyum dan memang benar-benar tersenyum. Aku tak marah atau membencimu entahlah mulia sekali aku, tak ada kemarahan disana kekecewaanpun aku tak menemukannya disana mungkin karena sejak awal aku tahu isi hatimu.

Beberapa menit kemudian kamu sms.....

“blub da tidur belum?”

Aku tahu pasti kamu sudah membaca mantionku tadi dan untuk memastikan aku marah atau tidak kamu langsung menghubungiku.

Kemudian aku membalas pesanmu, singkat memang tapi aku berusaha biasa. Agar kamu tidak berfikir apapun karena aku tahu ini bukan saatnya untuk membahasnya, jarak kita saat ini sangat jauh di pisahkan oleh selat sunda yang entah berapa jaraknya aku tak tahu pasti.

mungkin jika aku remaja yang masih duduk di bangku SMA, aku tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri setelah membaca lini akun twittermu. Wanita mana yang tak terluka hatinya?
tapi aku menghargai itu. Memang itulah isi hatimu yang sesungguhnya. Hanya saja kenapa berbohong?

Besarnya luka yang pernah aku dapat telah mendewasakanku kamu tahu? Jadi tak mengapa, aku juga yang membiarkanmu masuk kembali, jika aku terluka itulah konsekuensi yang harus aku dapatkan.

Aku akan menunggumu pulang, kita harus bicara, dan aku minta kamu jangan berbohong lagi, aku hanya akan berkata “kejar cintamu tunjukkan padaku, akanku pastikan aku baik-baik saja” 








Dari wanita yang selama ini
Tak mendapatkan tempat di hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar