♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Kepada Sahabatku Tercinta
Masih teringat jelas dalam benakku bagaimana saat itu kita
hanyalah dua orang yang tak saling mengenal, kemudian seperti diharuskan
mengenal satu sama lain. karena kita berada dalam kelas yang sama bertemu
setiap hari kita semakin dekat, hingga kita masuk di jurusan yang sama. Juga saat kita memilih universitas
hingga jurusan mana yang akan kita ambil untuk menjadi mahasiswa yang katanya
orang enak hahaha. Ternayata Tuhan mempertemukan kita lagi, kita sama-sama di
terima. Pertemanan kita semakin dekat dan aku menyebutnya SAHABAT. Entah bagaimana denganmu?
Sejak saat itu hingga saat ini
persahabatan kita sudah terjalin 8 tahun, banyak suka duka yang kita lewati. Kita
seperti saling melengkapi meski secara fisik kita berbeda, rambutmu yang
bergelombang dengan mata besar dan bulat, kulit yang hitam manis tubuhmu tinggi kurus sementara aku berambut lurus, dengan mata yang tidak terlalu besar, berkulit
putih tubuhku tidak tinggi kurus sepertimu. Kamu sangat cantik, banyak
pria yang mengagumimu, terkadang aku iri karena aku tak memiliki bakat
sepertimu. Tapi kecantikanmu tidak kau gunakan sebagaimana mestinya. Sebagai sahabat
aku sudah mengingatkan tapi kembali lagi pada diri sendiri jika sipemiliknya
tak ingn mengubahnya maka siapapun takkan bisa mengubahnya. Semua nasihatku tak
pernah kau dengarkan. Sebenarnya aku sedih kamu begini, aku mendengarkan
hal-hal yang tak enak tentangmu hal-hal yang tentu saja akan menyakitimu. Aku
ingin marah ketika ada yang mencibirmu dibelakangmu, aku mati-matian membelamu
ketika ada yang ingin menjelek-jelekanmu. Aku marah tak suka ketika ada orang
yang menyakitimu. Tapi kamu tidak sadar atas apa yang aku lakukan, aku tak
memintamu membalas semua yang aku perjuangan untukmu tapi aku hanya meminta
kamu tahu bahwa aku selalu ada saat kamu jatuh.
Selama kita berteman mungkin kita
tak pernah bertengkar hebat saat aku dan kamu mungkin berbeda pendapat atau
kesal kita hanya diam memilih untuk tidak bicara tapi keesokan harinya ketika
kita bertemu seolah kita melupakan kejadian kemarin. Jujur sajah aku tak pernah
bisa marah dan membencimu meski kamu tak pernah mendengarkan semua
nasihat-nasihatku.
Tapi saat ini aku merasa kita cukup
jauh, kamu dan aku tak lagi terlihat bersama, kamu lebih sering bertemu dengan
teman-teman barumu, dan pria-pria yang saat ini menyenangkan bagimu, aku tidak
tahu kenapa, mungkin aku bukan teman yang baik dimatamu, mungkin teman-teman
barumu lebih menyenangkan dibanding aku. Aku minta maaf untuk itu karena tak
bisa menjadi teman yang baik untukmu. Tapi perlu kamu tau aku tetap
menganggapmu sahabat, aku akan menunggumu meski kamu datang hanya untuk menyeka
air matamu ketika orang-orang diluar sana menyakitimu.
Telingaku selalu siap untuk menjadi
pendengar yang baik, mendengarkan ceritamu meski ketika aku yang ingin
didengarkan kamu tak pernah mendengarkan.
Tanganku selalu siap untuk menyeka
air matamu meski kamu tak lagi ada untuk menyeka air mataku.
Lenganku selalu siap untuk menjadi
sandaranmu meski kamu tak lagi pernah ada ketika aku membutuhkan sandaran.
Aku selalu mendokanmu agar kamu
dapat bertemu dengan pria yang tepat untukmu, aku bahagia ketika kau bahagia.
♥♥♥♥♥♥♥
……………………………………………………………………………………………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar