Minggu, 26 Mei 2013

Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, penyebabnya adalah dapat karena berbagai hal. Gangguan pada sistem ekskresi dapat terjadi pada ginjal, hati, paru-paru atau pada kulit, yaitu berupa penyakit ataupun kelainan lainnya. 

Pada ginjal, misalnya, gangguan dan kelainan yang dapat dijumpai adalah karena penyakit batu ginjal dan gagal ginjal. Sedangkan pada hati contohnya adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus. Pada paru-paru, misalnya penyakit TBC (tuberkulosis) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculose, pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Diplococcus pneumoniae, asma yaitu penyempitan saluran pernapasan karena terbentuknya lendir akibat alergi, dan kanker paru-paru. Sedangkan gangguan pada kulit, misalnya infeksi oleh jamur, kerusakan akibat luka bakar, dan kanker kulit. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lainnya?

Pada sub materi yang terakhir dari modul ini, kamu tidak akan mempelajari semua penyakit yang disebutkan tadi, kamu hanya akan mempelajari beberapa dari berbagai gangguan pada sistem ekskresi tersebut, yaitu mengenai penyakit diabetes mellitus, diabetes insipidus, batu ginjal, dan gagal ginjal.

Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
Penyakit ini sudah dikenal sejak sekitar dua ribu tahun yang lalu. Saat itu dua ahli kesehatan Yunani, Celcus dan Areteus menamai suatu penyakit bagi orang yang banyak minum dan banyak buang air kecil, dengan sebutan diabetes. Hingga saat ini pun dunia kedokteran menyebut orang yang menderita penyakit ini dengan sebutan diabetes mellitus (diabetes=penerusan, mellitus =manis; bahasa Latin). Pada tahun 1921, dua orang dokter dari Inggris, Dr. Frederick Banting dan Prof. Charles Best menemukan hormon insulin, sehingga para penderita diabetes dapat tertolong dan dapat hidup lebih lama dalam usia normal. Penyakit apakah diabetes mellitus itu?

Diabetes mellitus (kencing manis) adalah penyakit yang ditandai oleh adanya kandungan gula yang tinggi dalam darah (hiperglikemia) dan zat-zat keton serta asam, akibat dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin. Hormon insulin penting dalam proses pengubahan gula darah menjadi gula otot (glikogen) sebagai tenaga, serta dalam sintesis lemak.

Adanya zat-zat keton dan asam yang berlebihan ini dalam darah menyebabkan timbulnya rasa haus yang terus menerus, sering buang air kecil, berat badan turun meskipun selera makan masih baik, daya tahan tubuh menurun, tubuh lemah dan mudah sakit.

Gejala diabetes mellitus tersebut sering dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (selalu merasa haus), dan polifagia (selalu merasa lapar). Seringnya buang air kecil ini diakibatkan banyaknya kadar gula dalam darah, sehingga tubuh berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air. Sementara itu, selalu merasa haus merupakan reaksi tubuh dari sering buang air kecil, agar tubuh tidak dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Sedangkan banyak makan disebabkan oleh kurangnya cadangan gula (glikogen) dalam tubuh (otot), meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh (otot) berusaha mendapatkan gula lewat makanan. Selain itu, gejala yang timbul adalah rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun. 

Bagi penderita diabetes mellitus yang parah, timbul pula gejala lainnya, yaitu terjadinya penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau rasa sakit pada tangan atau kaki, timbulnya luka (borok) pada kaki yang tak kunjung sembuh, dan hilangnya kesadaran diri (pingsan).

  Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi penyakit, seperti gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan pada ginjal hingga mengakibatkan penyakit gagal ginjal, gangguan pada saraf, gangguan pada kardiovaskular, gangren hingga harus diamputasi, bahkan koma. Kenyataan penting lainnya tentang penyakit ini adalah penyakit ini merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.

 
Gb. 12. Gejala diabetes mellitus (timbul gangren pada kaki)

Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan disebabkan kekurangan hormon anti diuretik (ADH). Hormon ini mempengaruhi penyerapan air dari tubulus kontortus, sehingga jumlah air dapat naik hingga 20 - 30 kali lipat. Keadaan ini dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala yang tampak adalah penderita sering buang air kecil, nokturia (sering bangun malam untuk buang air kecil), banyak minum karena terus merasa haus, dan urine tidak berwarna kuning, bahkan bening. 

Hormon ini dihasilkan oleh bagian posterior (belakang) kelenjar hipofisis, dan bekerja pada ginjal untuk mengurangi penyerapan air pada tubulus kontortus sehingga meningkatkan jumlah urine. Berkurangnya hormon ini adalah akibat dari rusaknya kelenjar hipofisis bagian belakang, dan rusaknya bagian belakang kelenjar hipofisis ini dapat karena beberapa hal, seperti tumor, infeksi, cedera kepala atau karena cacat bawaan atau warisan dari orang tuanya.

Batu Ginjal (Nephrolithiasis/Renal Calculi)

Batu ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine, di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau di dalam kandung kemih. Adanya batu tersebut menyulitkan keluarnya urine dan menimbulkan rasa nyeri.  Penyebab timbulnya batu ginjal adalah karena terlalu pekatnya konsentrasi urine sehingga zat-zat di dalam urine membentuk kristal batu, atau juga dapat karena infeksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat, terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D dan kalsium.

Gb.13. Batu ginjal menyumbat saluran ginjal

Gejala penyakit batu ginjal adalah adanya rasa nyeri pada pinggang bawah menuju pinggul dan hingga ke alat kelamin luar, kadang-kadang mengalami demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di dalam urine akibat batu melukai ureter, dan distensi perut. Bagaimana mencegah penyakit ini? Mencegah timbulnya penyakit ini, secara sederhana adalah dengan banyak minum air putih, mengkonsumsi vitamin C, mengurangi konsumsi kalsium dan fosfat. Atau dengan meminum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dengan pengangkatan kelenjar paratiroid, apabila kelenjar ini dianggap dokter menjadi penyebabnya.

Gagal Ginjal
 
Gagal ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan ginjal pada bagian korteks. Dapat dikatakan pula bahwa penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak mampu lagi berfungsi, dan menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia). 

Penyebab penyakit ini adalah karena beberapa penyakit serius lain yang diderita tubuh, yang secara perlahan berdampak pada kerusakan ginjal. Penyakit serius yang dimaksud adalah hipertensi (penyakit darah tinggi), diabetes mellitus (kencing manis), kanker, kista pada ginjal, dan atau karena adanya sumbatan pada saluran kemih. Sumbatan ini dapat berupa batu ginjal, tumor, atau karena penyempitan struktur saluran ginjal. Gejala adanya penyakit ini adalah mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang, buang air kecil sakit tetapi sering, urine sedikit, demam, urine berwarna merah karena mengandung darah. 

Penanganan atau pengobatan gagal ginjal biasanya tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Misalnya, penderita harus melakukan diet konsumsi sodium, kalium, protein dan cairan apabila penyebabnya adalah zat-zat tersebut. Apabila penyebabnya adalah penyakit lain, maka dokter atau petugas kesehatan akan memberi obat-obatan tertentu seperti untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau untuk menurunkan kolesterol. Tetapi apabila telah parah, penderita akan disarankan atau diberi tindakan pencucian darah (haemodialisa), atau bahkan transplantasi (cangkok) ginjal.

Gb. 14. Teknik pencucian darah (hemodialisa)

Bagaimanakah tindakan pencegahan yang perlu dilakukan agar kita terhindar dari penyakit berbahaya ini? Tindakan pencegahan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan meminum air putih yang cukup (10 gelas sehari) dan menjalankan pola hidup yang baik dan sehat agar terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin dapat menyerang kita, makanlah makanan yang bergizi, tanpa bahan pengawet dan berolah raga secara teratur. Selain itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau kontrol laboratorium. Tubuh sehat merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai, karenanya kita harus terus menjaganya. Tindakan pencegahan lebih baik dari pada mengobati, bukan? Bagi mereka yang sudah dinyatakan mengalami gangguan ginjal, baik ringan atau sedang, lakukan kontrol secara rutin /berkala, berhati-hatilah dalam mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotika tertentu dan obat rematik, juga hindari kekurangan cairan, misalnya akibat muntaber.

Siswa SMP, demikian uraian materi mengenai Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi, khususnya pada ginjal. Sebenarnya masih banyak macam penyakit lainnya yang dapat menyerang sistem ekskresi kita, baik yang menyerang hati, paru-paru, maupun kulit. Coba kamu cari informasi-informasi mengenai penyakit-penyakit lainnya yang dapat menyerang sistem ekskresi kita dari berbagai sumber. Dengan demikian kamu diharapkan dapat menjalani hidup secara baik dan sehat agar terhindar dari berbagai macam penyakit tersebut, atau lebih jauh lagi kamu dapat menjadi seorang tenaga medis yang ahli kelak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar