Sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, penyebabnya adalah dapat karena berbagai hal. Gangguan
pada sistem ekskresi dapat terjadi pada ginjal, hati, paru-paru atau
pada kulit, yaitu berupa penyakit ataupun kelainan lainnya.
Pada
ginjal, misalnya, gangguan dan kelainan yang dapat dijumpai adalah
karena penyakit batu ginjal dan gagal ginjal. Sedangkan pada hati
contohnya adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus.
Pada paru-paru, misalnya penyakit TBC (tuberkulosis) yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculose, pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Diplococcus pneumoniae,
asma yaitu penyempitan saluran pernapasan karena terbentuknya lendir
akibat alergi, dan kanker paru-paru. Sedangkan gangguan pada kulit,
misalnya infeksi oleh jamur, kerusakan akibat luka bakar, dan kanker
kulit. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lainnya?
Pada
sub materi yang terakhir dari modul ini, kamu tidak akan mempelajari
semua penyakit yang disebutkan tadi, kamu hanya akan mempelajari
beberapa dari berbagai gangguan pada sistem ekskresi tersebut, yaitu
mengenai penyakit diabetes mellitus, diabetes insipidus, batu ginjal,
dan gagal ginjal.
Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
Penyakit ini sudah dikenal sejak sekitar dua ribu tahun yang lalu. Saat itu dua ahli kesehatan Yunani, Celcus dan Areteus menamai suatu penyakit bagi orang yang banyak minum dan banyak buang air kecil, dengan sebutan diabetes. Hingga saat ini pun dunia kedokteran menyebut orang yang menderita penyakit ini dengan sebutan diabetes mellitus (diabetes=penerusan, mellitus =manis; bahasa Latin). Pada tahun 1921, dua orang dokter dari Inggris, Dr. Frederick Banting dan Prof. Charles Best menemukan hormon insulin,
sehingga para penderita diabetes dapat tertolong dan dapat hidup lebih
lama dalam usia normal. Penyakit apakah diabetes mellitus itu?
Diabetes mellitus (kencing manis) adalah penyakit yang ditandai oleh adanya kandungan gula yang tinggi dalam darah (hiperglikemia) dan zat-zat keton serta asam, akibat dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin. Hormon insulin penting dalam proses pengubahan gula darah menjadi gula otot (glikogen) sebagai tenaga, serta dalam sintesis lemak.
Adanya zat-zat keton
dan asam yang berlebihan ini dalam darah menyebabkan timbulnya rasa
haus yang terus menerus, sering buang air kecil, berat badan turun
meskipun selera makan masih baik, daya tahan tubuh menurun, tubuh lemah
dan mudah sakit.
Gejala diabetes mellitus tersebut sering dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (selalu merasa haus), dan polifagia
(selalu merasa lapar). Seringnya buang air kecil ini diakibatkan
banyaknya kadar gula dalam darah, sehingga tubuh berusaha
mengeluarkannya melalui ginjal bersama air. Sementara itu, selalu merasa
haus merupakan reaksi tubuh dari sering buang air kecil, agar tubuh
tidak dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Sedangkan banyak makan
disebabkan oleh kurangnya cadangan gula (glikogen) dalam tubuh (otot),
meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh (otot) berusaha
mendapatkan gula lewat makanan. Selain itu, gejala yang timbul adalah
rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.
Bagi
penderita diabetes mellitus yang parah, timbul pula gejala lainnya,
yaitu terjadinya penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau rasa
sakit pada tangan atau kaki, timbulnya luka (borok) pada kaki yang tak
kunjung sembuh, dan hilangnya kesadaran diri (pingsan).
Penyakit
diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi penyakit, seperti
gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan pada ginjal hingga
mengakibatkan penyakit gagal ginjal, gangguan pada saraf, gangguan pada
kardiovaskular, gangren hingga harus diamputasi, bahkan koma. Kenyataan
penting lainnya tentang penyakit ini adalah penyakit ini merupakan
penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.
Gb. 12. Gejala diabetes mellitus (timbul gangren pada kaki)
Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus
adalah penyakit yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan
disebabkan kekurangan hormon anti diuretik (ADH). Hormon ini
mempengaruhi penyerapan air dari tubulus kontortus, sehingga jumlah air
dapat naik hingga 20 - 30 kali lipat. Keadaan ini dapat menyebabkan
dehidrasi. Gejala yang tampak adalah penderita sering buang air kecil,
nokturia (sering bangun malam untuk buang air kecil), banyak minum
karena terus merasa haus, dan urine tidak berwarna kuning, bahkan
bening.
Hormon
ini dihasilkan oleh bagian posterior (belakang) kelenjar hipofisis, dan
bekerja pada ginjal untuk mengurangi penyerapan air pada tubulus
kontortus sehingga meningkatkan jumlah urine. Berkurangnya hormon ini
adalah akibat dari rusaknya kelenjar hipofisis bagian belakang, dan
rusaknya bagian belakang kelenjar hipofisis ini dapat karena beberapa
hal, seperti tumor, infeksi, cedera kepala atau karena cacat bawaan atau
warisan dari orang tuanya.
Batu Ginjal (Nephrolithiasis/Renal Calculi)
Batu ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine, di
dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau di dalam kandung kemih. Adanya
batu tersebut menyulitkan keluarnya urine dan menimbulkan rasa nyeri. Penyebab
timbulnya batu ginjal adalah karena terlalu pekatnya konsentrasi urine
sehingga zat-zat di dalam urine membentuk kristal batu, atau juga dapat
karena infeksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada
tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat, terlalu banyak mengkonsumsi
vitamin D dan kalsium.
Gb.13. Batu ginjal menyumbat saluran ginjal
Gejala
penyakit batu ginjal adalah adanya rasa nyeri pada pinggang bawah
menuju pinggul dan hingga ke alat kelamin luar, kadang-kadang mengalami
demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di dalam urine akibat
batu melukai ureter, dan distensi perut. Bagaimana mencegah penyakit
ini? Mencegah timbulnya penyakit ini, secara sederhana adalah dengan
banyak minum air putih, mengkonsumsi vitamin C, mengurangi konsumsi
kalsium dan fosfat. Atau dengan meminum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dengan pengangkatan kelenjar paratiroid, apabila kelenjar ini dianggap dokter menjadi penyebabnya.
Gagal Ginjal
Gagal ginjal
adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan ginjal pada bagian
korteks. Dapat dikatakan pula bahwa penyakit gagal ginjal adalah suatu
penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak
mampu lagi berfungsi, dan menyebabkan penimbunan limbah metabolik di
dalam darah (azotemia).
Penyebab
penyakit ini adalah karena beberapa penyakit serius lain yang diderita
tubuh, yang secara perlahan berdampak pada kerusakan ginjal. Penyakit
serius yang dimaksud adalah hipertensi (penyakit darah tinggi), diabetes
mellitus (kencing manis), kanker, kista pada ginjal, dan atau karena
adanya sumbatan pada saluran kemih. Sumbatan ini dapat berupa batu
ginjal, tumor, atau karena penyempitan struktur saluran ginjal. Gejala
adanya penyakit ini adalah mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang,
buang air kecil sakit tetapi sering, urine sedikit, demam, urine
berwarna merah karena mengandung darah.
Penanganan
atau pengobatan gagal ginjal biasanya tergantung dari penyebab
terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Misalnya, penderita harus melakukan
diet konsumsi sodium, kalium, protein dan cairan apabila penyebabnya
adalah zat-zat tersebut. Apabila penyebabnya adalah penyakit lain, maka
dokter atau petugas kesehatan akan memberi obat-obatan tertentu seperti
untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau untuk menurunkan kolesterol.
Tetapi apabila telah parah, penderita akan disarankan atau diberi
tindakan pencucian darah (haemodialisa), atau bahkan transplantasi
(cangkok) ginjal.
Gb. 14. Teknik pencucian darah (hemodialisa)
Bagaimanakah
tindakan pencegahan yang perlu dilakukan agar kita terhindar dari
penyakit berbahaya ini? Tindakan pencegahan sederhana yang dapat kita
lakukan adalah dengan meminum air putih yang cukup (10 gelas sehari) dan
menjalankan pola hidup yang baik dan sehat agar terhindar dari berbagai
penyakit yang mungkin dapat menyerang kita, makanlah makanan yang
bergizi, tanpa bahan pengawet dan berolah raga secara teratur. Selain
itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau kontrol laboratorium. Tubuh
sehat merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai,
karenanya kita harus terus menjaganya. Tindakan pencegahan lebih baik
dari pada mengobati, bukan? Bagi mereka yang sudah dinyatakan mengalami
gangguan ginjal, baik ringan atau sedang, lakukan kontrol secara rutin
/berkala, berhati-hatilah dalam mengkonsumsi obat-obatan seperti
antibiotika tertentu dan obat rematik, juga hindari kekurangan cairan,
misalnya akibat muntaber.
Siswa
SMP, demikian uraian materi mengenai Kelainan dan Penyakit Pada Sistem
Ekskresi, khususnya pada ginjal. Sebenarnya masih banyak macam penyakit
lainnya yang dapat menyerang sistem ekskresi kita, baik yang menyerang
hati, paru-paru, maupun kulit. Coba kamu cari informasi-informasi
mengenai penyakit-penyakit lainnya yang dapat menyerang sistem ekskresi
kita dari berbagai sumber. Dengan demikian kamu diharapkan dapat
menjalani hidup secara baik dan sehat agar terhindar dari berbagai macam
penyakit tersebut, atau lebih jauh lagi kamu dapat menjadi seorang
tenaga medis yang ahli kelak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar