Sabtu, 25 Mei 2013

Ketika kenyamanan yang diharapkan kembali




Ketika akhirnya aku merasakan, kenyamanan akan timbul seiring berjalannya waktu.

Saat itu aku sadar, aku telah sepenuhnya ikhlas dalam melepaskan sesuatu yang berharga.

Karena hati terlalu kuat untuk menyerah, namun terlalu rapuh untuk menyentuh luka yang sama.


Ketika ada yang berkata bahwa ia berniat untuk pergi, percayalah itu mulutnya bukan hatinya. Karena hati tidak akan pernah semudah itu mengucap kata perpisahan. Kecuali memang sedari awal, ia tidak pernah meramu rasanya melalui hati. Karena luka akan selalu menjadi mimpi buruk baginya. Siapapun insan Tuhan yang merasakan, dia akan mengetahui bagaimana upayanya untuk mencoba berkelit dari rasa sakit yang mendera akan perpisahan. Entah dengan cara bertahan atau sekedar mempertahankan yang mungkin seharusnya memang ia lepas. Ketika hatimu sendiri saja berusaha kamu dustai, lalu kejujuran seperti apa yang kamu lakukan selama ini ?

Ketika kamu berusaha mendustai hati, beralasan kamu membenci jarak yang memisahkan.
Akankah kenyamanan ketika pertemuan, tidak mampu menunjukan kebenaran akan letupan kebahagiaan ?
Ketika kamu berusaha mendustai hati, beralasan kamu takut mengulang kisah yang sama meski dengan orang yang berbeda.
Akankah pancaran mata bahagia akan pembicaraan singkat, ataupun air mata ketika tidak ada respon yang diharapkan, tidak mewakili perasaan yang sesungguhnya ?

Keajaiban dari Tuhan selalu ada bagi mereka yang pernah menyerah, ketika mereka berusaha untuk kembali bangkit. Kebahagiaan dari Tuhan selalu menyertai mereka yang pernah terluka, namun mereka berusaha untuk kembali percaya. Ketenangan dari Tuhan juga selalu menyertai mereka yang pernah merasa terlupakan, namun mereka berusaha untuk kembalikan semuanya ke Tuhan.
Kamu percaya ? Aku sepenuhnya percaya kepada-Nya.
Tuhan menitipkan kebahagiaan kepadaku melalui tangan seseorang yang ia tunjuk untuk menenangkan hatiku ketika lemah. Menitipkan keajaiban-Nya melalui tangan seseorang yang ia pilih untuk membuatku merasakan kasih-Nya tak pernah hilang. Siapapun seseorang itu, satu hal yang aku tau pasti, Tuhan tidak pernah salah dalam menunjuk perwakilan-Nya.
Hati yang kini sedang kupersiapkan ke utuhannya, diri yang kini sedang kuperbaiki tingkahnya dan kepercayaan yang kini sedang berusaha memulihkan keberadaannya, sepenuhnya aku serahkan kepastian akhirnya kepada Tuhan. Aku hanya manusia biasa yang kini berusaha, berdoa dan bertawakal untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Karena aku sadar, ketika luka merambat, hanya kenyamanan yang mampu membuatku bertahan untuk membuatnya kembali sembuh, meski mungkin tidak seperti sedia kala.  Karena aku tau, meski sakit ketika dulu pernah berusaha percaya dan kembali dihempaskan belum sepenuhnya mengering, hanya ketulusan yang mampu membuatku kembali bangkit dan percaya lagi, meski mungkin butuh waktu yang tidak sedikit. 
Cukup ada seseorang yang tetap tinggal dan kembali mengingatkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Aku mohon, siapapun kamu nanti yang diminta Tuhan untuk datang dan tinggal di hidupku, tolong bertahan. Sebentar lagi. Aku sedang berusaha mempersiapkan yang terbaik untuk perjalananku yang selanjutnya. Bersamamu. Dan ketika kepercayaan sepenuhnya telah aku berikan, maukah kamu menjaga sebaik-baiknya? Iya, kamu.




Pinta seseorang yang berusaha kembali percaya dalam menemukan kenyamanannya kembali,
Aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar